ini

LIHAT INI JUGA YA

COBA DISINI

KLik ya..

MELAYANG





Platyheminthes (Cacing Pipih): Ciri – Ciri Umum dan Turbelaria (Planaria dan Dugesia)


Platyheminthes (Cacing Pipih): Ciri – Ciri Umum dan Turbelaria (Planaria dan Dugesia)



Platyhelmintes terdiri dari berbagai kelompok hewan cacing pipih. Yang akan kita bahas dalam postingan ini adalah ciri-ciri umum yang dimiliki oleh cacing pipih serta salah satu kelompok hewan ini yaitu Turbelaria (planaria dan Dugesia).


Cacing Pipih Turbellaria


Kelompok cacing pipih yang lain akan dibahas dalam artkel terpisah. Okke!

Apa itu platyhelminthes?
Platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani yaitu:
Platy = Pipih
Helmintes = Cacing

Secara harfiah dapat dikatakan bahwa platyhelmintes adalah kelompok cacing pipih. Cacing pipih memiliki struktur yang jauh lebih kompleks dari porifera dan coelenterata. Tubuh cacing pipih tersusun atas tiga lapisan sel (tripoblastik) yaitu:
1. Eksoderm
2. Mesoderm
3. Endoderm

Ciri – Ciri Umum Cacing Pipih/Platyhelminthes


1. Memiliki tubuh yang simetris bilateral dengan bentuk pipih.
2. Platyhelminthes merupakan hewan yang memiliki tubuh simetri bilateral paling sederhana.
3. Tidak memiliki rongga tubuh sehingga tergolong hewan aselomata.
4. Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring dan usus. Cacing pipih tidak memiliki anus.
5. Usus cacing pipih bercabang – cabang ke seluruh bagian tubuh.
6. Tidak memiliki sistem peredaran darah, respirasi dan eksresi.
7. Penafasan pada cacing pipih dilakukan secara difusi oleh seluruh sel tubuhnya.
8. Kelompok platyhelminthes tertentu memiliki sistem syaraf tangga tali. Sistem syaraf ini terdiri dari sepasang simpul syaraf (ganglia) dengan sepasang tali syaraf yang memanjang dan bercabang – cabang melintang seperti tangga.

9. Memiliki organ reproduksi jantan yaitu testis dan betina yaitu ovarium yang terdapat dalam satu individu. Oleh karena itu platyhelminthes disebut hewan hemafrodit.
10. Alat reproduksi cacing pipih terdapat pada ventral tubuh.
11. Ada yang hidup bebas di alam dan ada juga yang bersifat parasit.
12. Cacing pipih yang hidup dialam memakan hewan-hewan kecil dan tumbuhan kecil atau zat organik lainnya dari sisa organisme yang sudah mati.
13. Yang bersifat parasit, hidup dan makan lewat tubuh inangnya.
14. Habitat cacing pipih yang hidup bebas adalah air tawar, laut dan tempat – tempat yang lembab.
15. Sedangkan yang parasit, hidup didalam tubuh inangnya (endoparasit) seperti siput air, sapi, babi atau manusia.

Reproduksi Platyhelminthes/Cacing Pipih


1. Aseksual = membelah diri (fragmentasi) dan ekmudian regenerasi potongan tubuh cacing pipih tersebut menjadi individu baru. Hanya beberapa jenis cacing pipih saja yang melakukan reproduksi secara aseksual.
2. Seksual = pembentukan gamet. Fertilisasi ovum dan sperma terjadi didalam tubuh (internal fertilisasi). Fertilisasi dapat dilaukan sendiri atau dengan pasangan.

Sistem Eksresi Cacing Pipih
Sistem eksresi terdiri dari dua saluran eksresi yang memanjang dan bermuara ke pori-pori yang letaknya berderet pada bagian punggung cacing pipih (dorsal). Kedua saluran ekskresi tersebut bercabang-cabang dan berakhir pada sel-sel api (falme sel).


Klasifikasi Platyhelminthes/Cacing Pipih
Cacing pipih ada tiga jenis yaitu :
1. Cacing rabut getar (Turbelaria)
2. Cacing hisap (Trematoda)
3. Cacing pita (Cestoda)

Seperti yang disebutkan diawal yang akan diberikan informasi pada artikel ini hanyalah turbelaria saja. Jenis lain akan diberikan padaartikel terpisah.

Turbelaria (Cacing Rambut Getar)
Ciri – ciri umum:


1. Pada tubuhnya terdapat silia. Silia digunakan untuk bergerak.
2. Ukuran tubuhnya antara 15 – 18 mm.
3. Selain menggunakan silia, gerak cacing juga bisa dihasilkan dari gerakan otot yang seperti gelombang.

Contoh Turbelaria
1. Planaria
Ciri – ciri umum:


Memiliki tubuh pipih, lunak dan epidermisnya bersilia.
Merupakan hewan tripoblastik dan tidak memiliki rongga tubuh.
Habitatnya adalah air tawar, laut dan tempat – tempat lembab.
Selain itu, ada juga yang hidup parasit pada manusia dan hewan.
Cacing planaria parasit memiliki lapisan kutikula dan silia di bagian luarnya. Kedua lapisan ini akan hilang ketika cacing menjadi dewasa.
Hewan ini memiliki alat penghidap dan kait untuk melekat pada inangnya.
Memiliki sistem pencernaan yang terdiri dari faring dan usus. Ususnya bercabang tiga yaitu kearah anterior, kiri dan kanan.

Cabang usus berfungsi agarperedaran sari-sari makanan dapat menjangkau seluruh tubuh.
Planaria tidak memiliki anus.
Makanan dan sisa-sisa makanan akan dikeluarkan melalui mulut.
Reproduksi terjadi secara seksual dan aseksual.
Reproduksi aseksual pada planaria adalah dengan memotong bagian tubuhnya. Bagian tubuh yang terpotong akan menjai individu baru.
Reproduksi seksual terjadi dengan fertilisasi ovum dan sel sperma membentuk gamet.

Sistem reproduksi planaria dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

2. Dugesia
Ciri-ciri umum:


Bagian luar tubuh berbebtuk segitiga.
Memiliki sistem indera berupa sepasang bintik mata serta celah yang disebut dengan aurikel.
Bintik mata berfungsi untuk membedakan keadaan gelap dan terang dan aurikel berfungsi sebagai indera pembau saat cacing ini mencari makan.
Bagian ventral tubuh Dugesia memiliki silia yang berfungsi sebagai alat pergerakan.
Mulut terdapat pada bagian tengah tubuh.
Lewat mulut terdapat faring yang dijulurkan keluar untuk emnangkap dan kemudian memasukkannya kedalam usus untuk dicerna.
Sistem ekskresi Dugesia terdiri dari saluran bercabang-cabang yang disebut dengan protonefridia.
Sistem ekskresi ini memanjang dari pori – pori tubuh yang berada di permuakaan punggung sampai ke sel-sel api dalam tubuhnya.
Sel api Dugesia berbentuk seperti bola lampu dan memiliki silia.
Dugesia merupakan hewan hemaprodit tetapi untuk melakukan reproduksi seksual, mereka harus menemukan pasangan (tidak dilakukan sendiri seperti planaria).
Fertilisasi dilakukan secara silang oleh dua individu untuk emnghasilkan zidot.
Zigot emudian akan berkembang tanpa melalui proses larva.
Reproduksi aseksualnya dilakukan dengan membelah diri (frgamentasi) dimana setiap bagian tubuh yang terbelah akan tumbuh menjadi individu baru.


0 Response to "Platyheminthes (Cacing Pipih): Ciri – Ciri Umum dan Turbelaria (Planaria dan Dugesia)"

Post a Comment

MELAYANG

KLik ya..